STOP NGERIBUTIN DUA HAL YANG SAMA-SAMA PENTING!

Akhir-akhir ini lagi rame banget perbincangan di timeline Facebook yang ngomongin soal branding dan selling. Katanya, mana yang bener, SELLING dulu, BRANDING dulu?

Disadari atau tidak, pertanyaan seperti ini mirip dengan kasus ayam dan telur. Hayo, menurut Anda, AYAM dulu, TELUR dulu? 🤔 hadeeeuh... #tepukjidat

Ya, banyak dari kita (khususnya UKM) yang masih kebingungan menjawab pertanyaan di atas: selling dulu, branding dulu?

Sekadar memberikan gambaran, gampangnya gini...

Dengan ilmu Selling, Anda dijamin mendapatkan PEMBELI.

Dengan ilmu Branding, Anda dijamin mendapatkan PELANGGAN.

"Lho, apa bedanya kang?"



Pembeli adalah mereka yang baru beli satu kali, sedangkan Pelanggan adalah mereka yang sudah beli berulang kali, alias beli lagi, beli lagi. Kebayaaaang?

Indikator keberhasilan Selling adalah CLOSING.

Indikator keberhasilan Branding adalah LOYALITAS.

Jadi, kalau Anda masih bermasalah dengan closingan dan susah nyari pembeli, maka Anda perlu kuasai ilmu SELLING. Sementara kalau Anda masih bermasalah dengan loyalitas dan sulit nyari pelanggan, maka Anda perlu kuasai ilmu BRANDING.

Makin kebayang?

Masalahnya, untuk membuat orang lain BELI, kita harus menciptakan TRUST di benak pasar. Dan ini peran dari BRAND. Nah, lho!

Jadi ini gimana?
Selling dulu, Branding dulu?

Udah, daripada pusing ngebutin dua hal yang sama-sama penting, mending kita ajak Pak Subiakto Priosoedarsono (Pakar Branding) untuk duduk dan belajar bareng selama 2 hari mengupas tuntas ilmu Selling & Branding.

Belajar ilmu Selling, yang gak ngerusak Brand perusahaan.

Belajar ilmu Branding, yang bener-bener menjual & bisa ningkatin omset perusahaan.

Mau?

Gak usah berlama-lama, Saya udah jadwalin tanggalnya bareng pak Bi tgl. 28-29 April 2018 (akhir bulan ini).

>> http://brandingselling.co
>> http://brandingselling.co
>> http://brandingselling.co

Kalau Anda serius pengen mendalami 2 ilmu penting ini, silakan antri dan waiting list di link di atas. Entar Saya infokan detailnya via email.

Jadi, Selling dulu, Branding dulu? 🤔

Comments

Post a Comment

Most Visited This Month

Image

Bandung Bersinergi Big Seminar - Free

Berawal dari niat ingin melakukan scale up kebaikan & kebermanfaatan, sekitar bulan Desember tahun lalu, Saya & kawan-kawan JAGO JUALAN Bandung memiliki ide untuk bisa berbagi dengan ribuan orang dalam 1 waktu sekaligus.  Tercetuslah sebuah program bernama #BandungBersinergi, event Seminar yang menghadirkan para pembicara nasional dan mentor jago jualan serta bisa diikuti oleh 1.000 orang dari berbagai kota di Indonesia secara GRATIS!  Alhamdulillah, saat itu kami bisa menghadirkan 7 mentor Jago Jualan dan mendatangkan 1.200 peserta. Wow, melampaui target! 😱 Berikut adalah 7 pembicara yang telah berbagi saat itu: 1. Dewa Eka Prayoga 2. Coach Imam Elfahmi 3. Rendy Saputra 4. Fikry Fatullah 5. Tantan Hilyatana 6. Muri Handayani 7. Tri Widayanti MasyaaAllah, walaupun semua pembicara di atas tidak ada yang dibayar, tapi kesediaan mereka untuk berbagi dengan kami sungguh luar biasa dan totalitas. Semoga Allah membalas kebaikan kawan-kawan semua dengan kebaikan yang berlipat. Aamiin

PEMUDA YANG MEMANCING

Ada seorang pemuda, dia hendak memancing. Dia  memilih tempat yang katanya disana banyak ikan Nilanya, sampai tuhh dia ke lokasi tersebut, dia mau hari itu mendapatkan 11 ikan nila. Dan akhirnya apa yang terjadi? Hari itu dia gak mendapatkan 1 ikan pun.  Kebayang gak, sudah milih tempat, sudah nentuin target. Eh gak dapat ikan, mungkin kalau ada di posisi kita, dalam hati kita berkata "ya Allah salah saya apa?" Mungkin anda juga pernah nemuin teman kaya gini, atau ngalamin hal seperti ini dalam bisnis dan jualan anda. Sudah nentuin Goal, sudah tau jualnya ke mana atau ke siapa. Tapi hari itu anda gak ada penjualan satupun. Kan miris ya Salahnya saya apa? Coba koreksi, Mungkin anda jualanya di situ saja,  Atau Cuma bikin 1 copywriting, atau masih bingung cara jualanya giman. Ya ampuuunnn Perdalam lagi deh ilmu marketingnya. Yah karena masalahnya itu "kesulitan untuk membuat orang beli ke anda" Tapi masalah itu tidak lagi setelah a
Image

*Konsep Dasar Magnet Rezeki*

Sederhananya, rezeki itu bisa diibaratkan kupu-kupu.  Berupa uang, dunia, harta, kesehatan dan lain-lain yang ingin kita kejar.  Selama ini yang diajarkan di sekolah adalah bagaimana caranya menangkap kupu-kupu. Diajarkan caranya mencari rezeki  yaitu dengan mengambil jaring, lalu menangkap kupu-kupu.   Jika kupu-kupu sudah dikejar, ditangkap, lalu dimasukin ke dalam sangkar, besoknya menangkap kupu-kupu lagi. Lama-lama kupu-kupunya banyak. Nah, ketika mau menikmati atau bermain dengan satu kupu-kupu, tentu saja orang akan membuka pintu sarang.  Lalu apa yang terjadi?  Sambil mikir lihat dulu Diary Garputala   Kupu-kupunya banyak yang terbang keluar. Kira-kira, gimana perasaan kita? Galau, cemas, gundah gulana pastinya, tak ada ketenangan. Tak ada kebahagiaan.  Nah, harusnya gimana dong?   Kalau kita ingin menikmati atau bermain dengan kupu-kupu, maka mengapa kita tidak membangun taman? Ketika kita membangun taman, menanam tanaman, saat tanaman
Image

*Law of Projection*

Kita berada di sebuah era yang pastinya akrab dengan sebuah presentasi oleh seseorang dengan menggunakan proyektor. Ada sebuah laptop, proyektor dan layar. Misalnya laptop berisi gambar, diproyeksikan oleh proyektor, hasilnya ditampakkan di layar. Sebuah gambar yang terlihat di layar, merupakan proyeksi dari sebuah gambar yang berada di laptop. Gambar di layar persis sama dengan gambar yang ada di laptop. Jika gambar laptop berubah, maka tampilan di layar pun akan berubah.  Inilah Law of Projection dan kalau ini Diary Garputala . Dalam kehidupan kita sejatinya juga terjadi demikian.  Laptop itu bisa diibaratkan pikiran kita.  Proyektor kita adalah Otak.  Layar adalah nasib kita. Ketika  pikiran kita A, maka nasib kehidupan kita A. Pikiran kita B, maka nasib kehidupan kita adalah B dan seterusnya. Jadi pikiran kita lah yang menentukan bagaimana nasib kita. 
Image

Pengusaha Muda Asal Bandung Ini Pernah Hampir Bangkrut, Mungkin Produknya Kini Sudah di Tangan Anda

Anda mungkin sudah pernah dengar Syamil Quran? Atau sekarang Anda sedang membacanya? Riza Zacharias orangnya di balik suksesnya Syamil yang berhasil membantu umat muslim di seluruh nusantara belajar dan memahami Alquran.  Owner Sygma (Syamil Quran) ini lahir di Tasikmalaya, tahun 1971. Beliau sering berpindah tempat tinggal sejak usia lima tahun mengikuti orang tua dari Tasikmalaya, Yogyakarta, Cirebon, Tasikmalaya lagi, hingga kemudian ke Bandung. Pengalaman ini memberikan pengalaman berharga bagi beliau untuk berhadapan dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda dan dituntut sesegera mungkin menyesuaikan diri. Ternyata jiwa wirausahanya tumbuh sejak usia SD. Ibunyalah yang memberikan keteladanan itu. Beliau terbiasa pergi ke sekolah menenteng termos es untuk dijual.