Branding Dulu atau Selling Dulu?

Lagi rame di Facebook, Branding dulu, Selling dulu? hehe...

Begini, coba baca baik-baik tulisannya Pak Bi berikut ini...

Selling adalah Transaksi. Branding adalah TRUST. 

Apakah konsumen Anda membeli produk anda tanpa harus percaya? Apakah konsumen anda harus percaya dulu baru membeli produk anda?

Selling adalah PUSH Marketing. Branding adalah PULL Marketing.

PUSH MARKETING

Anda punya bisnis dan Anda perlu sales. 

Dengan push marketing, Anda harus punya daftar calon konsumen (list building), dan Anda mulai 'berburu'. 

Anda bisa join grup networking dimana Anda bisa berinteraksi dengan calon konsumen secara rutin. 

Anda bisa berharap sekali mereka mengenal anda, Like and TRUST you, mereka bakal merapat membeli produk Anda. 

Disini Anda perlu membangun Personal Brand Anda agar calon konsumen percaya.

Disini Anda perlu usaha yang besar, sebagai businsess owner anda harus bekerja keras menjual produk anda lewat baru – diskon – hadiah dan cicilan. 

Belum lagi harus membangun Personal Brand Anda untuk membangung kepercayaan calon konsumen.

Push Marketing flownya : Person – Product – Brand. Kebayang? ☺️

PULL MARKETING 

Pull marketing strategy menggunakan Brand sebagai daya tarik. 

Anda akan menghabiskan waktu untuk membangun reputasi produk Anda. 

Anda lebih banyak menghabiskan waktu membangun skill, value dan kredibilitas dibanding bergelut dengan email list. Ini memakan waktu lebih lama, menuntut disiplin tinggi, dan usaha yang tak kenal lelah. 

Bila Anda menerapkan secara konsisten dan focus pada usaha yang terbaik, maka sangat mungkin anda membangun reputasi dalam waktu singkat. Dan Anda bakal menjual produk dengan sendirinya dan bisa melupakan selling.

Pull Marketing flownya : Brand - Person – Product

Caranya?

Kita tunggu tulisan Pak Bi selanjutnya. hehe 
😅

Dewa Eka Prayoga 

Comments

Most Visited This Month

Bandung Bersinergi Big Seminar - Free

PEMUDA YANG MEMANCING

*Konsep Dasar Magnet Rezeki*

*Law of Projection*

Pengusaha Muda Asal Bandung Ini Pernah Hampir Bangkrut, Mungkin Produknya Kini Sudah di Tangan Anda