RESOLUSI TAHUN 2018?
Seperti yang sudah sudah, setiap menjelang pergantian tahun, banyak orang dengan lantang menyuarakan sebuah resolusi untuk kehidupannya..
Resolusi Tahun Baru sendiri saya artikan secara pribadi adalah sebuah target untuk diri kita sendiri...
Wikipedia mengatakan resolusi Tahun Baru adalah tradisi sekuler yang umumnya berlaku di Dunia Barat, tetapi juga bisa ditemukan di seluruh dunia.
Menurut tradisi ini, seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri yang akan dimulai pada Hari Tahun Baru
Dan..
Sebagai manusia seperti biasanya, saya juga punya resolusi setiap pergantian tahunnya..
Secara simple dan mudah, resolusi harus anda bedakan tingkatannya masing masing.
Memberikan perbedaan level atau tingkatan ini penting, karena ini tentu ada kaitannya dengan "Bagaimana Cara Kita Meraihnya?"
Kali ini saya akan sedikit sharing bagaimana cara saya selama ini (setidaknya selama 4 tahun ke belakang ini), menyusun sebuah resolusi di setiap pergantian tahun..
Anda boleh contoh langsung, PLEK!
Anda boleh abaikan cara ini, No PROBLEM!
Anda boleh juga share tulisan ini hehe
Cara #1: Membedakan bagian setiap resolusi itu sendiri
Nah, resolusi tahun baru itu banyak macamnya, jangan asal lantang menyampaikan "Ini resolusi saya di tahun ini bla bla bla". Menurut saya, resolusi pertama yang harus di utamakan adalah resolusi untuk kehidupan kita sendiri. Contoh, ibadah, masa depan, pendidikan, keluarga, pernikahan (buat yang masih jomblo hehe), masa depan anak, pendidikan anak, orang tua, dllnya....
Setelah resolusi kehidupan, lanjut tentu turunan dari resolusi kehidupan itu sendiri. Misalnya, resolusi pendidikan yang anda tuangkan. Nah, anda harus juga harus paham dan tahu. Kapan saya harus selesai mengerjakan skripsi? Kapan saya harus selesai kuliah? Kapan saya harus wisuda? Kapan saya harus DAN SETERUSNYA...
Dengan memberikan perbedaan ini, kita akan semakin mudah untuk mencapai semua resolusi yang kita inginkan dengan tepat, dan efektif!
Cara #2: Membedakan Level atau Tingkatan Masing Masing Resolusi
Dalam sebuah resolusi, (selanjutnya saya sebut dengan kata TARGET ya. Biar lebih enak dan lebih mudah di cerna). Kita perlu memberikan perbedaan cara pandang tingkatan masing masing target yang kita punya.
Kenapa harus seperti ini?
Dengan adanya perbedaan level, maka kita tahu dan paham, seberapa besar usaha yang harus kita keluarkan, seberapa lama waktu yang harus kita habiskan. Bukankah dengan begini akan menjadi lebih mudah? Hehe
Saya sendiri setiap tahun selalu membedakan level setiap target yang saya punya. Setidaknya ada tiga level yang saya punya..
LEVEL #1 - High Level
Level ini adalah level tertinggi yang kita punya. Artinya? Pada level ini, jika kita sedang berusaha untuk mencapainya, juga jangan setengah-setengah untuk mengusahakannya.
Contoh, pada tahun 2017 lalu, saya punya target punya tempat tinggal sendiri yang layak untuk tidur, tidak hutang ke pihak manapun, tidak meminta kepada orang tua. Kita tahu semua bahwa untuk mendapatkan ini bukan urusan mudah kan? Dan ketika tahun 2017 datang, saya mati matian untuk bisa mewujudkan semua itu...
LEVEL #2 - Middle Level
Level ini berada di tengah-tengah. Dikatakan penting, itu sudah pasti, dikatakan tidak penting, sepertinya juga tidak. Pada level ini, saya juga berusaha mati matian untuk mewujudkan target ini.
Namun, yang membedakan dengan high level adalah target yang ingin saya capai. Jika tadi ttg tempat tinggal, kali ini ttg pekerjaan saya. Nah, di dalam pekerjaan ini jujur saja pada tahun 2017 lalu punya target saya bisa memiliki list di atas 15rb email, dimana pada saat itu, list saya baru berjumlah 8rban.
Saya juga mati matian untuk mewujudkan target ini, namun yang membedakan adalah tingkatan targetnya kan? Kenapa berbeda dengan high level? Bukankah banyak cara untuk mendapatkan list sebanyak itu? Bukankah pekerjaan juga bukan melulu tentang list email? Itulah perbedaannya hehe.
Level #3 - Low Level
Level ini berada pada tingkatan paling bawah, namun bukan berarti pada level ini, target yang kita inginkan kemudian kita tinggalkan begitu saja, dan tidak di usahakan. Tetap di usahakan, namun jika tercapai ya bersyukur, jika tidak tercapai, ya sudah menerima saja.
Ini sebenarnya bisa dikatakan bagian tambahan dari target target yang kita punya sebelumnya. Contoh, tahun 2017 saya punya target ingin punya mobil sendiri, tanpa harus meminjam atau hutang kepada pihak lain, tanpa harus meminta kepada orang tua sekalipun.
Kita tahu semua bahwa harga mobil bukan setara dengan harga pisang goreng, apalagi rengginang, tapi bukan berarti ketika saya tidak membelinya, tidak bisa mencapainya, kemudian saya tidak bisa jalan jalan kan? Bukan berarti ketika target ini tidak tercapai, kemudian saya harus menanggung malu di depan keluarga besar juga kan? Toh, saya masih punya kendaraan sepeda motor.
3 Level di atas juga memberikan perbedaan ttg manfaat dalam masa atau waktu tertentu. Maksudnya, 3 level di atas juga memberikan dampak jangka panjang, atau pendeknya...
Secara simple, saya memberikan range waktu seperti ini;
LEVEL #1 - Jangka Panjang | Untuk 20-30 Tahun ke depan. Bisa bermanfaat untuk keluarga kecil saya, anak anak saya ke depannya nanti
LEVEL #2 - Jangka Menengah | Untuk 10-15 Tahun ke depan. Bisa bermanfaat mungkin untuk saudara, kelurga, anak saya.
LEVEL #3 - Jangka Pendek | Untuk 5-10 Tahun ke depan. Bisa bermanfaat untuk keluarga dan saudara saudara saya
==============================
Dari penjelasan di atas, tentu sudah jelas. Level apapun namanya, tingkatan berapapun nilainya, bagian manapun targetnya, tetap kita perlu berusaha semampu kita, tidak asal mengatakan "Ini resolusi saya di tahun ini bla bla bla".
Jangankan sarjana, anak SD pun bisa mengatakan kalimat yang sama persis seperti itu jika pada akhirnya tidak ada sebuah effort (usaha) yang membuatnya tercapai...
Eh wait..
Usaha di barengi dengan do'a tentunya :D hehe
Dengan cara seperti ini, sekilas, memang terlihat cara ini KAKU dan SAK-KLEK! Namun, perlu anda tahu, cara ini juga yang membantu saya hingga pada titik sekarang ini..
Kita kembali lagi...
Anda boleh contoh langsung, PLEK!
Anda boleh abaikan cara ini, No PROBLEM!
Anda boleh juga share tulisan ini hehe
Selamat menyambut tahun 2018 dengan semangat baru. Semoga, apapun target/resolusi yang anda inginkan di tahun 2018 tercapai sesuai dengan targetnya..
Semoga bermanfaat,
Adhitya
* Resolusi by Dewa Eka Prayoga Digital Marketer, Coach dan Business Owner
Level #3 - Low Level
Level ini berada pada tingkatan paling bawah, namun bukan berarti pada level ini, target yang kita inginkan kemudian kita tinggalkan begitu saja, dan tidak di usahakan. Tetap di usahakan, namun jika tercapai ya bersyukur, jika tidak tercapai, ya sudah menerima saja.
Ini sebenarnya bisa dikatakan bagian tambahan dari target target yang kita punya sebelumnya. Contoh, tahun 2017 saya punya target ingin punya mobil sendiri, tanpa harus meminjam atau hutang kepada pihak lain, tanpa harus meminta kepada orang tua sekalipun.
Kita tahu semua bahwa harga mobil bukan setara dengan harga pisang goreng, apalagi rengginang, tapi bukan berarti ketika saya tidak membelinya, tidak bisa mencapainya, kemudian saya tidak bisa jalan jalan kan? Bukan berarti ketika target ini tidak tercapai, kemudian saya harus menanggung malu di depan keluarga besar juga kan? Toh, saya masih punya kendaraan sepeda motor.
3 Level di atas juga memberikan perbedaan ttg manfaat dalam masa atau waktu tertentu. Maksudnya, 3 level di atas juga memberikan dampak jangka panjang, atau pendeknya...
Secara simple, saya memberikan range waktu seperti ini;
LEVEL #1 - Jangka Panjang | Untuk 20-30 Tahun ke depan. Bisa bermanfaat untuk keluarga kecil saya, anak anak saya ke depannya nanti
LEVEL #2 - Jangka Menengah | Untuk 10-15 Tahun ke depan. Bisa bermanfaat mungkin untuk saudara, kelurga, anak saya.
LEVEL #3 - Jangka Pendek | Untuk 5-10 Tahun ke depan. Bisa bermanfaat untuk keluarga dan saudara saudara saya
==============================
Dari penjelasan di atas, tentu sudah jelas. Level apapun namanya, tingkatan berapapun nilainya, bagian manapun targetnya, tetap kita perlu berusaha semampu kita, tidak asal mengatakan "Ini resolusi saya di tahun ini bla bla bla".
Jangankan sarjana, anak SD pun bisa mengatakan kalimat yang sama persis seperti itu jika pada akhirnya tidak ada sebuah effort (usaha) yang membuatnya tercapai...
Eh wait..
Usaha di barengi dengan do'a tentunya :D hehe
Dengan cara seperti ini, sekilas, memang terlihat cara ini KAKU dan SAK-KLEK! Namun, perlu anda tahu, cara ini juga yang membantu saya hingga pada titik sekarang ini..
Kita kembali lagi...
Anda boleh contoh langsung, PLEK!
Anda boleh abaikan cara ini, No PROBLEM!
Anda boleh juga share tulisan ini hehe
Selamat menyambut tahun 2018 dengan semangat baru. Semoga, apapun target/resolusi yang anda inginkan di tahun 2018 tercapai sesuai dengan targetnya..
Semoga bermanfaat,
Adhitya
* Resolusi by Dewa Eka Prayoga Digital Marketer, Coach dan Business Owner
Comments
Post a Comment